Sunday, December 2, 2012

NUTRISI & BAKTERI

Tanaman dapat tumbuh dan berbuah karena nutrisi yang tersedia dalam tanah.

Telah saya bahas pada post sebelumnya, bahwa nutrisi atau unsur hara dapat dibagi menjadi beberapa kelompok:

1. Tersedia dalam air dan udara - Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O)
2. Makro Nutrisi - Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium/Potasium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg),
                             Sulfur (S)
3. Mikro Nutrisi - Cobalt (Co), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Besi (Fe), Molybdenum (Mo), Boron (B),
                            Mangan (Mn), Klorin (Cl)

Namun pada umumnya tanah yang dipakai untuk pertanian/perkebunan miskin akan hara. Pertumbuhan dan hasil produksi tanaman akan terganggu apabila supply nutrisi yang tersedia didalam tanah berkurang atau habis. Oleh sebab itu, pemberian pupuk sangat penting.

Perlu diingat bahwa tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk nutrisi anorganik berupa larutan ion. Nutrisi organik yang terdapat dalam tanah maupun yang berasal dari pupuk kimia mesti diubah menjadi anorganik sebelum bisa diserap oleh tanaman.

Contoh: Urea, CO(NH2)2, yang mengandung unsur Nitrogen 46% harus terlebih dahulu dirombak oleh enzim Urease menjadi Ammonia, NH3, kemudian pada tanah berubah lagi menjadi bentuk ammonium, NH4+. Proses ini disebut Ammonifikasi. Selanjutnya, proses oksidasi NH4+ oleh bakteri Nitrosomonas berubah menjadi Nitrite, NO2-. Nitrite kemudian dioksidasi untuk terakhir kalinya oleh Nitrobacter menjadi Nitrate,NO3-. Proses oksidasi oleh bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter dinamakan proses Nitrifikasi. Dalam bentuk NO3inilah tanaman baru bisa menyerap unsur N tersebut.

Berikut adalah contoh bentuk terakhir dari unsur hara/nutrisi yang dapat diserap langsung oleh tanaman:

    NUTRISI            TERSEDIA untuk TANAMAN
     Nitrogen                                   NO3-
       Fosfor                          HPO4 2- , H2PO4 -
Kalium/Potasium                            K+
      Kalsium                                  Ca 2+
       Sulfur                                    SO4 2-
        Besi                                      Fe 3+
      Cobalt                                    Co 2+

Jadi bisa kita lihat bahwa peranan bakteri dalam proses perombakan dan penyerapan hara oleh tanaman sangat penting. Semakin banyak jumlah bakteri dalam tanah, semakin efisien pula penyerapan hara oleh tanaman. Tetapi pada umumnya jumlah mikroorganisma dalam tanah sudah sangat minim, apalagi lahan tersebut sudah pernah replanting. Maka itulah aplikasi pupuk cair seperti PROMAX sangat dibutuhkan. Dilihat dari brosurnya, PROMAX mengandung mikroorganisme bakteri yang menghasilkan enzim karbohidrase, protease, lipase, hemiselulose, bacytracin dan chitinase. Namun pernah saya bertanya langsung dari pemilik pupuk PROMAX, bahwa sebenarnya masih banyak bakteri-bakteri lain yang tidak bisa dia tulis dalam brosur karena merupakan "secret ingredients" atau rahasia ramuan perusahaannya.

Jadi kita boleh bertanya, seberapa efisien penyerapan hara apabila kita menggunakan pupuk cair berbahan aktif bakteri seperti PROMAX ini? Untuk mendapat gambarannya, berikut adalah potongan dari artikel: "Phosphorus Solubilizing Bacteria: Occurrence, Mechanisms and their Role in Crop Production"
Link: http://www.uaar.edu.pk/components/com_journal/files/jabs_1_1_6.pdf

"...The PSB and plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) together could reduce P fertilizer application by 50 % without any significant reduction of crop yield (Jilani et al., 2007; Yazdani et al., 2009)."

Diterjemahkan : PSB (Phospate Solubilizing Bacteria) atau bakteri pelarut/pengurai fosfor dan rhizobakteri dapat mengurangi aplikasi pupuk unsur P/fosfor sebanyak 50% tanpa adanya penurunan produksi tanaman.

Perlu saya garis bawahi bahwa tidak semua pupuk cair berbahan aktif bakteri itu sama. Kualitas pupuk tersebut tergantung pada jenis bakteri (jenis enzim), jumlah bakteri (populasi), dan ada tidaknya bakteri pathogen didalamnya. Saya tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa PROMAX mengandung PSB atau tidak, tetapi ketika saya lontarkan pertanyaan kepada owner PROMAX, jawabannya membuat saya menduga bahwa PROMAX mungkin mengandung PSB :D

Semoga informasi bermanfaat.

Monday, November 26, 2012

JAMUR VS. PROMAX

Ini artikel yang saya dapat dari online library Universitas Sumatera Utara (USU) yang berjudul:

"Uji Patogenitas Biofungisida (Promax) Berbahan Aktif Bacillus chitinosporus Terhadap Penyakit Busuk Pangkal Batang (Ganoderma boninense Pat.) di Laboratorium"


Berikut adalah linknya:


http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/29960


FYI: Ganoderma boninense adalah jamur akar merah yang merupakan momok di perkebunan sawit. 

Mungkin teman-teman akan bertanya, apa hubungannya dengan Tanaman karet? 

Jamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus atau Rigidoporus microporus) pada tanaman karet dan Jamur Akar Merah (Ganoderma Boninense) pada tanaman sawit keduanya merupakan golongan jamur. Zat kitin merupakan komponen utama pada dinding-dinding sel jamur, yang juga terdapat pada kerangka luar (exoskeleton) serangga. Sama pada serangga, zat kitin pada jamur ini sangat keras dan kuat yang berfungsi melindungi jamur dari bahaya. 



Gbr 1. Jamur Akar Merah (Ganoderma Boninense) pada tanaman sawit


Gbr 2. Jamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus atau Rigidoporus microporus) pada tanaman karet

Promax mengandung bakteri Bacillus 
Chitinosporus yang menghasilkan enzim kitinase. Enzim tersebut mengurai dinding-dinding zat kitin sehingga jamur dapat mati. Perlu diketahui bahwa dinding-dinding sel jamur Ganoderma Boninense pada tanaman sawit lebih tebal dari jamur akar putih pada tanaman karet. Pada percobaan aplikasi Promax di kebun sawit kami, jamur ganoderma mati lebih kurang 14 hari setelah aplikasi, sedangkan jamur akar putih pada kebun karet kami memerlukan 8-10 hari baru mati. 

Berdasarkan laporan hasil penelitian USU menunjukkan bahwa persentasi efisiensi Promax menghambat pertumbuhan miselium jamur Ganoderma Boninense adalah sebesar 98,62 %. Ini adalah hasil yang luar biasa.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi teman-teman.

Saturday, November 10, 2012

Pembukaan Sadap

Sebelum dilakukan pembukaan sadap, tanaman yang akan disadap harus memenuhi beberapa kriteria:
1. Ukuran lilit batang harus >= 45 cm (diukur 100cm dari kaki gajah)
2. Minimum 50% dari populasi tanaman telah mencapai 45 cm

Alat-alat juga mesti disiapkan sebelum pembukaan sadap seperti: pisau deres, talang, mangkok, kawat penyangga, tali pengikat (terbuat dari ban dalam), ember lateks, keranjang lump, batu asah, dll.

Gbr 1. Kawat untuk menahan mangkok

Gbr 2. Tali kawat yang terbuat dari ban

Gbr 3. Pisau deres tarik (untuk deres bidang sadap bawah)

Arah bidang sadapan dapat digambar dengan 2 cara dan biasanya tergantung pada management kebun:
1. Bidang sadapan (mangkok) 90 derajat dengan jalan. Dengan cara ini memudahkan mandor untuk mengawasi penderes pada saat penyadapan. Selain itu, pokok yang dideres atau tidak dapat diketahui dengan cepat.
2. Bidang sadapan menghadap arah terbit dan terbenamnya matahari (timur dan barat). Cara ini dilakukan untuk mengurangi kelembaban pada bidang sadap,dimana kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan mouldy rot atau penyakit batang lainnya.

Cara menggambar bidang sadap:
1. Ukur lilit batang pokok pada ketinggian 100 cm dari kaki gajah. Lihat apakah ukuran lilit batang pokok tersebut telah matang (45cm) untuk penyadapan.

     
2. Tentukan arah bidang sadap.

3. Buat garis batas bidang sadapan 1/2 S (Setengah lingkaran) dengan menarik garis tegak lurus pada sisi kiri, dan satu garis lagi pada sisi kanan.


4. Pada ketinggian 130cm dari kaki gajah, dibuat tanda untuk ketinggian sadapan.


5. Gunakan mal (yang terbuat dari seng dengan sudut kemiringan 35-40 derajat) untuk membuat sudut sadapan.


6. Talang dipasang pada jarak kira-kira 10cm dari alur sadapan.


7. Mangkuk dipasang dengan kawat yang diikat dengan tali dan dipasang kira-kira 10 cm dibawah talang.


8. Buka bidang sadapan.



Semoga informasi ini bermanfaat bagi teman-teman.

Panen Perdana

Setelah beberapa tahun perawatan tanaman, akhirnya pada bulan awal november ini kebun kami memulai penderesan. Umur tanaman yang dideres adalah 3-4 tahun. 

Perlu diingat bahwa perawatan TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) sangatlah penting. Masa TBM yang singkat merupakan kunci sukses bagi investor. Semakin cepat tanaman karet mencapai ukuran lilitan batang 45cm, semakin panjang pula umur TM (berdasarkan rata-rata umur tanaman karet 25 tahun). Contohnya: Apabila masa TBM 5 tahun, maka jangka waktu yang dapat dideres pada masa TM (Tanaman Menghasilkan) hanya 20 tahun. Apabila masa TBM hanya 3 tahun, maka masa TM bisa mencapai 22 tahun. Ini berarti modal yang diinvestasikan lebih cepat balik, dan hasil produksi karet yang dihasilkan lebih banyak dan lebih panjang.

Hasil produksi karet untuk awal tahun pada umumnya minim karena DRC (Dry Rubber Content) atau Kadar Karet Kering pada tanaman muda masih rendah. Seperti kata orang kebun, pokok-pokok muda tersebut masih "belajar".

Sistim Sadap yang kami terapkan adalah D/3 (3 hari per sadap per ancak) atau lebih dikenal dengan sistim ABC. Maksimum pemakaian kulit adalah 2mm per sadap (2cm per pokok per bulan). Sistim penyadapan akan saya bahas lebih detail pada post selanjutnya.

Berikut adalah foto-foto dokumentasi yang saya ambil:

Gbr 1. Lateks mengalir ke mangkok melalui talang


    
 Gbr 2. Lateks dimangkok 

Gbr 3. Lateks sebelum dicetak menjadi slab harus disaring terlebih dahulu 

 Gbr 4. Lateks yang telah mengeras setelah dicampurkan dengan Deorub

Gbr 5. Slab karet


Semoga informasi ini bermanfaat bagi teman-teman.

Thursday, October 4, 2012

Hanya 3 Tahun Masa TBM karet

"Berapa tahun tanaman karet baru bisa dideres?".
Saya sering mendapat pertanyaan seperti ini dari teman-teman petani sawit. Kebanyakan dari mereka tertarik pada karet karena hasil per ha biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan sawit.

Namun, petani-petani ini selalu mengurungkan niatnya ketika mereka mendengar bahwa tanaman karet memerlukan 5-7 tahun baru dapat dideres(dibandingkan dengan sawit 3-4 tahun). Menentukan tanaman karet berdasarkan umur merupakan persepsi yang salah. Pokok karet dikatakan telah matang untuk disadap apabila ukuran lilit batang sudah mencapai minimum 45cm dengan ketebalan kulit 7mm. Saat ini, banyak perusahaan besar telah berhasil mempersingkat masa TBM menjadi 4 tahun. 

Pada kebun kami sendiri, masa TBM hanya 3 - 3.5 tahun. Perlu digaris bawahi bahwa kondisi tanah dikebun kami adalah lempung berpasir, dan kandungan pasirnya mencapai 86% (berdasarkan hasil analisis tanah). Ini adalah kualitas tanah yang jelek. Tanah berpasir umumnya tidak dapat menampung air dan sangat miskin hara. 


Secara genetik, bibit yang kami dapatkan pada awal penanaman bukanlah bibit yang jagur, begitu juga asal usulnya yang tidak jelas (tidak bersetifikat), dan berupa campuran klon PB260, RRIM600, dll

Namun demikian, kami berhasil mempersingkat masa TBM hingga hanya 3 - 3.5 tahun. Timbul pertanyaan saya: Bagaimana perkembangan tanaman apabila tanah dan bibit yang tersedia lebih baik dari kondisi sekarang? Saya percaya dengan kondisi yang lebih baik dipadu dengan cara perawatan dan pemupukan yang tepat, masa TBM dapat dipersingkat lebih cepat lagi (sekitar 2 - 2.5 tahun)

Selama 1.5 tahun kami menggunakan Promax, kerusakkan tanaman (infeksi akar) oleh JAP sudah bisa dibilang hampir tidak ada. Dengan pokok yang sehat, perkembangan tanaman juga makin membaik. 
Disini perlu saya memberikan kredit kepada Team Promax. Metode dan saran yang diberikan oleh konsultan Promax memang sangat unik, tapi efektif. (Maaf, saya tidak dapat membocorkan semua teknik perawatan dan pemupukan ala Team Promax, kecuali anda adalah konsumen Promax). Tetapi saya dapat memberitahukan anda apa yang perlu dipakai pada kondisi tanah berpasir, dan itu adalah kompos.

Pembenahan tanah atau soil treatment yang disarankan oleh Team Promax adalah dengan menggunakan kompos. Kompos sangat berperan dalam perkembangan TBM kami yang singkat. 
Fungsi kompos adalah:
1. Menahan (menyimpan) air, di mana air sangat minim di tanah pasir.
2. Menurunkan suhu tanah dengan kelembabannya. Pada tanah pasir, kandungan silica (gelas) sangat tinggi Ketika silica terkena sinar matahari, suhu di tanah berpasir akan naik dan umumnya lebih tinggi dibandingkan di tanah jenis lain. Suhu tanah yang tinggi ini dapat merusak akar.
3. Menaikan pH tanah dan meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah (merupakan barometer kesuburan tanah)
4. Kompos kaya akan mikroorganisma yang dapat membantu pembentukan dan perkembangan akar-akar hara.

Metode ini bisa dibilang sangat berani karena perlu kita ingat bahwa kompos merupakan sumber JAP. Tetapi, ini bukan masalah bagi kami dengan adanya aplikasi Promax. Selain disemprotkan pada pangkal batang, Promax juga disemprotkan di atas kompos untuk mencegah pertumbuhan JAP.

Fungsi lain Promax yang tak kalah pentingnya adalah pertumbuhan vegetatif tanaman. Promax dapat merangsang pertumbuhan akar-akar tersier dan quartet. Semakin banyak akar-akar halus ini, penyerapan hara atau pupuk oleh tanaman akan lebih efisien. Ini berarti pupuk yang kita aplikasikan ke tanaman lebih banyak diserap oleh tanaman daripada hilang (tercuci, atau menguap).

Semoga informasi ini bermanfaat bagi teman-teman :)

Berikut adalah bukti foto-foto yang saya ambil dari kebun kami kemarin:

Foto1: Gumpalan-gumpalan tanah itu adalah vermi compost atau kotoran cacing. Ini membuktikan tanah pasir yang dulunya minim akan mikroorgnisma, sekarang sudah berubah menjadi subur.

Foto2: Akar-akar halus mulai muncul

Foto3: Perkembangan akar halus pada kompos yang disemprotkan PROMAX

Foto4: Jumlah akar halus sangat minim pada sisi kiri dan kanan yang ditandai dengan warna kuning. Sedangkan pada area (merah)yang diaplikasikan kompos, akar-akar halus sangat banyak.

Foto5: Aplikasi kompos pada barisan pokok

Foto6: Penyemprotan PROMAX pada pangkal batang

Foto7: Tahun tanam 2009

Foto8: Rata-rata lilit batang pokok pada tanaman tahun tanam 2009 sudah mencapai 45cm

Foto9: Salah satu pokok tahun tanam 2009 yang lilit batangnya sudah diatas 50cm

Foto10:  Tahun tanam 2010

Foto11:  Tahun tanam 2010


Wednesday, April 11, 2012

UPDATE: Promax Review setelah 9 bulan

Untuk post kali ini, saya akan membahas perkembangan kebun kami seiring dengan pemakaian PROMAX.

Ada 3 hal yang mencolok selama 9 bulan ini:
1. Selama pemakaian Promax, tidak ada satu pokok pun yang mati. Ini adalah kemajuan yang luar biasa bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, dimana 2-3 pokok per bulan yang tumbang akibat infeksi JAP. Promax, sebagai biofungisida, memang terbukti dapat mengatasi JAP.
2. Pertumbuhan lilit batang yang pesat terutama pada tahap 3 tanaman karet kita dengan tahun tanam 2010 (Liat gambar dibawah.)
3. Kotoran cacing mulai muncul pada tanah yang awalnya sangat gersang (86% pasir). Seperti yang tertulis di dalam brosurnya, Promax dapat memperbaiki sifat fisik, kimiawi dan biologi tanah sehingga meningkatkan penyerapan hara oleh tanaman. 

Berikut adalah foto-foto terbaru kebun kita yang saya ambil kemarin.

Pic #1: Gawangan pada areal tahap I (bersih dari tunggul)

Pic#2: Gawangan pada areal tahap I (tahun tanam 2008)

Pic #3: Gawangan pada areal tahap II (tahun tanam 2009)

Pic #4: Gawangan pada areal tahap II (tahun tanam 2009)

Pic #5: Gawangan pada areal tahap III (tahun tanam 2010)

Pic #6:  Pokok rambung tahun tanam 2010

Pic #7: Kotoran cacing (Vermi compost) mulai muncul pada tanah 

Pic #8: Vermi compost

Demikianlah post ini, semoga bermanfaat bagi teman-teman.

NSLMF

Saturday, April 7, 2012

Pemakaian Jenis Pupuk yang Benar

Sering saya jumpai banyak petani-petani tradisional tidak mengetahui pupuk apa yang mesti digunakan pada kondisi tanah atau tanaman tertentu. Biasanya, mereka hanya mendengar dan mengikuti saran dari teman ataupun meniru cara pemupukan perusahaan besar. Padahal kondisi tanah di masing-masing kebun adalah berbeda walaupun terdapat pada area atau daerah yang sama.

Di dalam tanah, terdapat 19 unsur hara yang penting bagi tanaman:
Makro: N-P-K-S-Ca-Mg
Mikro: Fe-Zn-Cu-B-Mn-Si-Mo-Co-Cl-Na
Gratis: C-O-H

Apa itu TSP, Urea, KCL, dll? Itu hanyalah nama dagang/merek pupuk yang mengandung unsur tertentu.
Contoh:
TSP - mengandung 45% unsur P2O5 dan 28% CaO
RP - 29-34% P2O5 dan 35% CaO
Urea - 46% N
ZA - 21%N dan 24%S
KCL - 60% K2O dan 50%Cl
Kieserite - 27% MgO dan 22% S
Dolomite - 18-20% MgO dan 50% CaO
dll

Jadi apa bedanya TSP dan RP selain kandungan persentasi hara yang berbeda? 
Perlu diketahui bahwa pupuk RP memerlukan waktu yang lama untuk terlarut dibandingkan TSP. Oleh sebab itu, RP lebih cocok digunakan pada tanaman bibitan karena bersifat slow-released. 

Urea VS. ZA? 
Banyak petani menggunakan ZA daripada Urea karena harga ZA lebih murah dari Urea. Selain itu ZA juga dapat menekan JAP karena mengandung Sulfur (jamur tidak suka dalam kondisi asam). Tetapi, disisi lain penggunaan ZA juga menekan pH tanah menjadi rendah sehingga penyerapan unsur-unsur hara (pupuk) tidak sempurna. Kisaran pH yang baik buat tanaman adalah 5.5-6.0. Tetapi pada kisaran tsb JAP berkembang biak dengan cepat. Ini maju salah, mundur juga salah. Solusi yang saya gunakan adalah dengan pemakaian PROMAX, dimana enzim kitinase dari Promax lah yang dapat mengurai dinding-dinding kitin jamur, kemudian enzim-enzim lainnya mengurai bagian dalam dari jamur tersebut. Dengan aplikasi Promax, tanaman dapat makan dengan efisien dan JAP juga dapat dikendalikan. Ini baru namanya win-win situation. (Silakan lihat post lama percobaan tes Promax pada kebun kita sendiri)

Kieserite VS. Dolomite
Kieserite(MgSO4) mengandung 22% Sulfur sebaiknya digunakan pada tanah dengan pH diatas 6. Sedangkan Dolomite dianjurkan pada tanah yang bersifat masam (dibawah pH 5). Perlu dilakukan cek pH tanah dengan menggunakan pH meter untuk menjaga kisaran pH tanah 5.5 - 6.0 sesering mungkin.

Pic: pH meter

Saya harap info-info ini dapat membantu kawan-kawan kita dalam memilih pupuk yang bener.

Never stop learning my friend

SANITASI


Ada 100 cara mengatasi JAP , tetapi pencegahan yang paling penting dalam mengatasinya adalah memusnahkan sumber-sumber JAP tersebut dengan menjaga sanitasi kebun. Sumber JAP biasanya berasal dari sisa-sisa dekomposisi tanaman (sawit, karet, kayu hutan lainnya,dll). 

Jadi apa yang mesti diperhatikan dalam sanitasi kebun?
1. Tunggul-tunggul mesti dibongkar, dicincang dan dibakar.
2. Cabang-cabang hasil topping tidak boleh dibiarkan di gawangan. Sebaiknya dikumpul di satu tempat (lapangan), kemudian dibakar.
3. Ranting-ranting kecil juga tidak luput dari sanitasi.

 Berikut adalah beberapa foto-foto di beberapa kebun yang pernah saya kunjungi:


 Pic #1: Terlihat miselium/benang-benang putih pada tunggul bekas kayu hutan

Pic#2: Bahkan ranting juga menjadi sumber JAP

Pic#3: Stadium 4, dimana fruiting body (badan jamur) sudah muncul. 

Pic#4: Gawangan penuh dengan tunggul merupakan ancaman besar bagi tanaman karet. 

Pic #5: Stadium 1, dimana miselium/benang-benang putih menempel dipermukaan akar

Pic #6: Tanaman mati ketika badan jamur muncul

Pic #7: Kaki gajah pada pokok tsb mulai busuk. Pada kasus ini JAP sudah memasuki stadium 3

Pic #8: Pembusukan kulit kayu oleh JAP

Pic #9: Airborne (dari udara) dimana spora JAP ditiup angin kemudian lengket pada kulit batang

Pic #10: Potongan kayu seperti ini sebaiknya dibakar

Pic #11: Gawangan dengan tunggul sawit.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi teman-teman.

Never stop learning my friend