Saturday, April 7, 2012

Pemakaian Jenis Pupuk yang Benar

Sering saya jumpai banyak petani-petani tradisional tidak mengetahui pupuk apa yang mesti digunakan pada kondisi tanah atau tanaman tertentu. Biasanya, mereka hanya mendengar dan mengikuti saran dari teman ataupun meniru cara pemupukan perusahaan besar. Padahal kondisi tanah di masing-masing kebun adalah berbeda walaupun terdapat pada area atau daerah yang sama.

Di dalam tanah, terdapat 19 unsur hara yang penting bagi tanaman:
Makro: N-P-K-S-Ca-Mg
Mikro: Fe-Zn-Cu-B-Mn-Si-Mo-Co-Cl-Na
Gratis: C-O-H

Apa itu TSP, Urea, KCL, dll? Itu hanyalah nama dagang/merek pupuk yang mengandung unsur tertentu.
Contoh:
TSP - mengandung 45% unsur P2O5 dan 28% CaO
RP - 29-34% P2O5 dan 35% CaO
Urea - 46% N
ZA - 21%N dan 24%S
KCL - 60% K2O dan 50%Cl
Kieserite - 27% MgO dan 22% S
Dolomite - 18-20% MgO dan 50% CaO
dll

Jadi apa bedanya TSP dan RP selain kandungan persentasi hara yang berbeda? 
Perlu diketahui bahwa pupuk RP memerlukan waktu yang lama untuk terlarut dibandingkan TSP. Oleh sebab itu, RP lebih cocok digunakan pada tanaman bibitan karena bersifat slow-released. 

Urea VS. ZA? 
Banyak petani menggunakan ZA daripada Urea karena harga ZA lebih murah dari Urea. Selain itu ZA juga dapat menekan JAP karena mengandung Sulfur (jamur tidak suka dalam kondisi asam). Tetapi, disisi lain penggunaan ZA juga menekan pH tanah menjadi rendah sehingga penyerapan unsur-unsur hara (pupuk) tidak sempurna. Kisaran pH yang baik buat tanaman adalah 5.5-6.0. Tetapi pada kisaran tsb JAP berkembang biak dengan cepat. Ini maju salah, mundur juga salah. Solusi yang saya gunakan adalah dengan pemakaian PROMAX, dimana enzim kitinase dari Promax lah yang dapat mengurai dinding-dinding kitin jamur, kemudian enzim-enzim lainnya mengurai bagian dalam dari jamur tersebut. Dengan aplikasi Promax, tanaman dapat makan dengan efisien dan JAP juga dapat dikendalikan. Ini baru namanya win-win situation. (Silakan lihat post lama percobaan tes Promax pada kebun kita sendiri)

Kieserite VS. Dolomite
Kieserite(MgSO4) mengandung 22% Sulfur sebaiknya digunakan pada tanah dengan pH diatas 6. Sedangkan Dolomite dianjurkan pada tanah yang bersifat masam (dibawah pH 5). Perlu dilakukan cek pH tanah dengan menggunakan pH meter untuk menjaga kisaran pH tanah 5.5 - 6.0 sesering mungkin.

Pic: pH meter

Saya harap info-info ini dapat membantu kawan-kawan kita dalam memilih pupuk yang bener.

Never stop learning my friend

No comments:

Post a Comment